Jumat, 08 April 2011

Sederet pantun

buah mangga dari Indramayu

buah duku dari Palembang

sudah lama saya menunggu

namun abang tak kunjung datang


Batu bertulis ada di Payakumbuh

Tersurat tentang sejarah Minang

Penyakit lama tak dapat sembuh

Kapan dapat merasa senang


Sungguh luas sungai Martapura

Tempat orang berjual beli

jangan engkau berpura-pura

nanti akhirnya ketahuan sendiri








Jumat, 27 November 2009

RASA - PERASAAN

Ketika kita berada di tempat umum, banyak yang kita lihat, melihat orang-orang yang berseliweran di jalan, di angkot, atau pun di dalam kendaraan. Macam-macam pula tingkah perilakunya, mulai dari cara berpakaian, berjalan, duduk di dalam kendaraan, atau sedang makan.
Saya suka risih sendiri, bila ada orang berpakaian, bajunya berlapis-lapis di tubuhnya, tapi ketika ia beranjak dari tempat duduk di angkot, bagian belakangnya terlihat kulit asli auratnya lebar sekali, apa ia tak merasa atau memang sengaja diperlihatkan pada banyak orang di tempat umum?
atau tidak terasa? Kejadian tersebut bukan perempuan saja, tapi yang lelaki juga seperti itu, antara
pakaian luarnya lebih rendah dari yang dalam, lalu blusnya agak tinggi, apabila ditarik ke bawah pun yang pasti tidak akan sampai menutupi yang bawah, padahal sudah pakai sweter segala.

Sabtu, 13 September 2008

Ternyata

Ketika aku menonton tayangan Kick Andy (Metro tv, 12 September 2008, malam) dalam acara tanya jawab dari pemain -pemain "Laskar Pelangi", film yang akan ditayangkan di bioskop yang diangkat dari kisah nyatanya Andrea Hirata. Dalam acara tersebut satu persatu pemainnya diwawancarai, baik sang tokoh asli dalam cerita tersebut maupun tokoh ( dari anak-anak asli Bangka Balitong yang akan berperan dalam cerita yang akan filmkan).

Saat ibu Muslimah (tokoh asli dalam cerita Laskar Pelangi), ditanya bagaimana ibu mengajar saat tiga puluh tahun lalu dengan kondisi bangunan sekolah akan roboh? Ibu Muslimah menjawab dengan kesederhaan dan keprihatinan seorang guru pedalaman, demi anak bangsa , walau sekolah yang tak memadai, yang terpenting ajarkan mereka dengan rasa cinta dan rasa ikhlas. Dan Sang Ibu Muslimah hanya berkomentar : (setelah melihat tayangan gambar SD dari Irian ) ....Oh .... !!!

Nah yang paling miris lagi, ketika Kick Andy menayangkan gambar sosok bangunan sekolah SD di daerah Sumatra Utara, dan Irian, bangunannya lebih parah dari bangunan SD-nya Andrea Hirata dalam Laskar Pelanginya, padahal gambar tersebut diambil pada bulan September 2008.

Jadi! itulah kenyataannya, dimana di ibu kota negara peejabatnya hanya memikirkan kepentingan sendiri, saling berebut, korupsi, sikut-sikut, nah yang lucunya lagi waktu sidang di gedung MPR, pakai jas dan dasi pastinya kan gagah ya? ruang fool AC pula, eh malah tarik-tarikan dan pukul-pukulan, seperti anak TK berebut premen atau balon, mereka tidak sadar, itu kamera menyorot dan mengawasi apa yang dilakukan di ruang sidang, gambar mereka langsung dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia. Apa kata orang di negara sana, oh!!!??? jadi begitu ya kalo sidang. Mungkin dulu (masih anak-anak) mereka nggak pernah main berkelahi-kelahian.

Mau kemana generasi muda penerus bangsa, jika yang di atas (yang tua) memberi contoh seperti itu, sekolah roboh pun tak sempat lagi mereka hiraukan, dimana anak bangsa mau maju, bila kondisi negara carut marut. yah aku juga binggung.

Makanya nggak sempat melihat gedung sekolah dasar yang mau roboh, di pelosok desa sana yang jauh. Jangan berebut ya Bapak-Bapak yang di atas sana!, karena yang lebih di ataslah yang mengaturnya, nggak bakal keliru kok rizki pembagian-Nya.



Rabu, 03 September 2008

Tarawih atau nge-HP ?

Bulan suci Ramadhan adalah bulan maqfirah, bulan ampunan, bulan seribu bulan, datangnya hanya satu kali dalam setahun, belum tentu kita mendapatkannya pada tahun berikutnya, harusnya kita isi dengan hal yang bermafaat, memperbanyak kegiatan ibadah dari bulan biasanya, dalam bulan suci ini ada sholat tarawih, dilakukan bisa sendiri, atau berjamaah di rumah, atau berjamaah di masjid. Jika memang punya niat sholat di masjid, tentunya ingin mendapat pahala lebih ketimbang sholat sendiri di rumah. Nah jika demikian harus lebih khusuk, lepas dari urusan dunia yang mengganggu, untuk sementara selama waktu menunaikan ibadah sholat tarawih. Selama menunaikan ibadah tarawih di masjid, kita berkutat melihat telepon genggam, ber-SMS ria atau mengobrol dengan orang sebelahnya, mengapa tidak ditangguhkan dulu, mematikan telepon tersebut, lebih menomorsatukan urusan dunia dibanding dengan urusan ibadah, padahal kan bulan suci ini belum tentu kita dapatkan lagi. Konsentrasilah dalam menjalankan ibadah tanpa terganggu oleh urusan lainnya.

IBADAH

Kalau kita perhatikan orang beribadah baik di masjid, di muslolla, atau di basament pertokoan, mengapa kaum perempuan enggan untuk sholat berjamaah, atau jika berjamaah tidak mau meluruskan shafnya, atau barisan sholat padahal jika berjamaah pahalanya berlipat ganda.Dalam bulan ramadhan ini, coba kita lihat di Masjid At-Tiin Taman Mini, masjid yang begitu indah, besar, nyaman, dengan karpet yang tebal dan baru, kebanyakan kaum perempuanlah yang sholatnya semaunya sendiri. Ada yang di atas tapi membuat barisan sendiri, yang lebih parah sholat di bawah tangga, ada yang berdua, berkelompok, padahal mereka itu sedang sholat berjamaah dengan imamnya di atas, sedang di atas shafnya masih banyak yang kosong. Seharusnya kita kaum perempuan iri melihat kaum lelaki, mereka tidak pakai diingatkan langsung mengisi barisan yang masih kosong, dan selalu berjamaah. Kita tahu jika barisan sholat masih kosong sebelah kanan atau kiri kita dan terputus, yang mengisi adalah syaitan. Apalagi kalau membawa anak-anak. Anak mereka dibiarkan berlarian dengan suara gaduh atau berisik, bagaimana ibadah dapat khusuk dan tenang kalau terdengar suara selain suara imam?

Rabu, 27 Agustus 2008

Junaedi J

Ini cerita pengalaman hidup kawan saya; katakanlah namanya Jun, ia seorang mahasiswa dari kota yang dulu sangat terkenal dengan sebutan kota pelajar. Walau orang tua Jun tinggal di kota yang sama, tetapi Jun ingin sekali ngekost bersama kawan-kawannya, agar dekat dengan kampus dan sekaligus ingin mencoba hidup mandiri. Suatu hari Jun berpikir, bagaimana kalau ia coba-coba melamar mencari pekerjaan, walau apa saja bentuk pekerjaan itu, asal halal dan ada tambahan uang tetapi Jun sudah memiliki SIM. Jadilah, tekad Jun untuk mencoba datang pada suatu perusahaan dengan bermodal nekad.

Jun menemui bos perusahaan tersebut, dan mengatakan ia ingin bekerja apa saja walau pekerjaan yang diberikan padanya sekali pun hanya tukang sapu, lalu (Bu Budi) boss perusahaan itu bertanya lagi, ijazah terakhirmu apa? Jun menjawab: Saya hanya tamat SD, Bu! Dan mulailah Jun bekerja.

Sopir perusahaan datang terlambat, sedang kendaraan masih dalam keadaan kotor, Jun diam-diam mengeluarkan mobil itu pelan-pelan keluar garasi dan memandikannya. Mobil sudah siap dalam keadaan bersih, sopir pun datang dengan rasa puas, karena kendaraan yang akan ia kendarai dalam keadaan bersih.

Suatu kali, Jun pernah ketangkap sedang memasukkan mobil ke garasi setelah dicuci yang sebelumnya diparkir oleh sopir dan ditinggal pulang, bossnya terkejut, dan bertanya: Kamu bisa menyetir mobil? Jun menjawab: Saya hanya coba Bu! Wah kalau begitu kamu besok belajar stir ya, ini, Saya beri uang kursus dan transpotnya, paling-paling tujuh sampai delapan kali kamu sudah bisa bawa. Dan esoknya Jun pergi ke tempat sekolah stir mobil, lalu minta daftar dan jadwal menyetir, daftar dan jadwal tersebut diserahkan pada bu Budi, dan Jun dapat dispensasi kerja selama kursus stir mobil. Selama hari kursus Jun tidak datang tempat kursus dan juga tidak bekerja. Di luar hari kursusnya tentu ia datang dan bekerja.

Pada hari yang lain, bu Budi akan ke luar kota untuk mencari order barang, tetapi sopirnya tidak datang dan harus berangkat, karena yakin, bu Budi menyuruh Jun untuk menggantikan posisi sopir yang tidak datang, dengan rasa terkejut dan sekaligus bangga Jun menerima tawaran bu Budi untuk menyetir mobil yang masih baru ke luar kota. Dan berhasil dengan selamat pergi dan pulang.

Hari berikutnya Jun disuruh lagi menemani bu Budi ke luar kota, tetapi di tengah perjalanan ada razia kendaraan beroda empat, dari kejauhan bu Budi menyuruh untuk masuk ke restoran demi menghidar dari razia polisi, karena ia tahu Jun belum memiliki SIM, anehnya Jun menurut saja. Selang beberapa saat, polisi di ujung jalan belum juga pergi. Bu Budi meminta bantuan pada pelayan restoran untuk mengendarai mobilnya sampai melewati wilayah razia, si pelayan juga tak punya SIM tetapi bisa, tanpa sepengetahuan bu Budi, Jun memberikan SIM-nya pada pelayan restoran tersebut, jadilah mereka bertiga dapat berhasil melewati batas polisi yang sedang razia tersebut. Setelah jauh dari tempat razia, pelayan turun dan mengembalikan SIM kepada Jun tanpa sepengetahuan bu Budi.

Suatu saat, kawan Jun ingin tahu tempat Jun berkerja, dan ia datang mengantar undangan wisuda, pada saat itu kebetulan Jun tidak ada di tempat kerjanya sedang pulang kampung ( karena minta izin tiga hari). Esok harinya bu Budi memberitahukan bahwa ada undangan wisuda untuk Jun, tetapi Jun berkelit dengan tenangnya bahwa mungkin salah alamat, biar undangan ini saya antarkan pada orang yang tepat, bu Budi pun percaya, padahal kan Jun datang melamar pekerjaan dengan bermodalkan ijazah SD, kok tiba-tiba ada undangan wisuda atas nama Jun sendiri, karena merasa tak enak hati, Jun keluar dari tempat kerja. Jun.... Junaedi begitu pandainya kau bersandiwara dan berkelit.


Jumat, 27 Juni 2008

MAU KE MANAKAH SETELAH TAMAT SMA?




Baru saja siswa pelajar SMA kelas tiga selesai ujian negara, dan telah mendengar hasil kelulusan mereka, diantara sekian banyak pelajar SMA, ada yang lulus, dan ada tidak. Ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri bila lulus seleksi, ada yang ke swasta, dan ada pula yang tidak melanjutkan karena berbagai alasan. Bila orang tua mereka ada uang untuk biaya kuliah anak-anak mereka maka jadilah si anak kuliah, tapi bila ekonomi orang tua mereka hanya cukup untuk makan, terpaksalah mereka menganggur.




Berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menawarkan jasanya untuk menarik mahasiswa dengan cara yang berbeda-beda dan informasi yang menggiurkan. Memang sekolah itu mahal, segala kebutuhan harus dibeli dengan uang, tetapi mengapa kini lembaga-lembaga pendidikan saling bersaing dalam menarik uang dengan cara yang berbeda pula.




Kalau sudah bicara uang, beruntunglah mereka yang memiliki, tetapi bagi yang tidak, mau ke manakah anak-anak mereka, sementara mereka ingin meneruskan pendidikan mereka hingga ke perguruan tinggi. Lalu bagaimana dengan yang tamat SMA ingin bekerja?




Dilema seperti ini terjadi berulang-ulang, anak yang tidak dapat meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, setidaknya mereka hanya dapat bekerja menjadi pegawai swalayan, dan itu pun hanya kontrak. Mana ada kerja yang bisa bertahan lama, paling lama tiga, em\nam, satu tahun, setelah itu wasalam alias phk, atau selesai dan keluar.