Sabtu, 13 September 2008

Ternyata

Ketika aku menonton tayangan Kick Andy (Metro tv, 12 September 2008, malam) dalam acara tanya jawab dari pemain -pemain "Laskar Pelangi", film yang akan ditayangkan di bioskop yang diangkat dari kisah nyatanya Andrea Hirata. Dalam acara tersebut satu persatu pemainnya diwawancarai, baik sang tokoh asli dalam cerita tersebut maupun tokoh ( dari anak-anak asli Bangka Balitong yang akan berperan dalam cerita yang akan filmkan).

Saat ibu Muslimah (tokoh asli dalam cerita Laskar Pelangi), ditanya bagaimana ibu mengajar saat tiga puluh tahun lalu dengan kondisi bangunan sekolah akan roboh? Ibu Muslimah menjawab dengan kesederhaan dan keprihatinan seorang guru pedalaman, demi anak bangsa , walau sekolah yang tak memadai, yang terpenting ajarkan mereka dengan rasa cinta dan rasa ikhlas. Dan Sang Ibu Muslimah hanya berkomentar : (setelah melihat tayangan gambar SD dari Irian ) ....Oh .... !!!

Nah yang paling miris lagi, ketika Kick Andy menayangkan gambar sosok bangunan sekolah SD di daerah Sumatra Utara, dan Irian, bangunannya lebih parah dari bangunan SD-nya Andrea Hirata dalam Laskar Pelanginya, padahal gambar tersebut diambil pada bulan September 2008.

Jadi! itulah kenyataannya, dimana di ibu kota negara peejabatnya hanya memikirkan kepentingan sendiri, saling berebut, korupsi, sikut-sikut, nah yang lucunya lagi waktu sidang di gedung MPR, pakai jas dan dasi pastinya kan gagah ya? ruang fool AC pula, eh malah tarik-tarikan dan pukul-pukulan, seperti anak TK berebut premen atau balon, mereka tidak sadar, itu kamera menyorot dan mengawasi apa yang dilakukan di ruang sidang, gambar mereka langsung dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia. Apa kata orang di negara sana, oh!!!??? jadi begitu ya kalo sidang. Mungkin dulu (masih anak-anak) mereka nggak pernah main berkelahi-kelahian.

Mau kemana generasi muda penerus bangsa, jika yang di atas (yang tua) memberi contoh seperti itu, sekolah roboh pun tak sempat lagi mereka hiraukan, dimana anak bangsa mau maju, bila kondisi negara carut marut. yah aku juga binggung.

Makanya nggak sempat melihat gedung sekolah dasar yang mau roboh, di pelosok desa sana yang jauh. Jangan berebut ya Bapak-Bapak yang di atas sana!, karena yang lebih di ataslah yang mengaturnya, nggak bakal keliru kok rizki pembagian-Nya.



Rabu, 03 September 2008

Tarawih atau nge-HP ?

Bulan suci Ramadhan adalah bulan maqfirah, bulan ampunan, bulan seribu bulan, datangnya hanya satu kali dalam setahun, belum tentu kita mendapatkannya pada tahun berikutnya, harusnya kita isi dengan hal yang bermafaat, memperbanyak kegiatan ibadah dari bulan biasanya, dalam bulan suci ini ada sholat tarawih, dilakukan bisa sendiri, atau berjamaah di rumah, atau berjamaah di masjid. Jika memang punya niat sholat di masjid, tentunya ingin mendapat pahala lebih ketimbang sholat sendiri di rumah. Nah jika demikian harus lebih khusuk, lepas dari urusan dunia yang mengganggu, untuk sementara selama waktu menunaikan ibadah sholat tarawih. Selama menunaikan ibadah tarawih di masjid, kita berkutat melihat telepon genggam, ber-SMS ria atau mengobrol dengan orang sebelahnya, mengapa tidak ditangguhkan dulu, mematikan telepon tersebut, lebih menomorsatukan urusan dunia dibanding dengan urusan ibadah, padahal kan bulan suci ini belum tentu kita dapatkan lagi. Konsentrasilah dalam menjalankan ibadah tanpa terganggu oleh urusan lainnya.

IBADAH

Kalau kita perhatikan orang beribadah baik di masjid, di muslolla, atau di basament pertokoan, mengapa kaum perempuan enggan untuk sholat berjamaah, atau jika berjamaah tidak mau meluruskan shafnya, atau barisan sholat padahal jika berjamaah pahalanya berlipat ganda.Dalam bulan ramadhan ini, coba kita lihat di Masjid At-Tiin Taman Mini, masjid yang begitu indah, besar, nyaman, dengan karpet yang tebal dan baru, kebanyakan kaum perempuanlah yang sholatnya semaunya sendiri. Ada yang di atas tapi membuat barisan sendiri, yang lebih parah sholat di bawah tangga, ada yang berdua, berkelompok, padahal mereka itu sedang sholat berjamaah dengan imamnya di atas, sedang di atas shafnya masih banyak yang kosong. Seharusnya kita kaum perempuan iri melihat kaum lelaki, mereka tidak pakai diingatkan langsung mengisi barisan yang masih kosong, dan selalu berjamaah. Kita tahu jika barisan sholat masih kosong sebelah kanan atau kiri kita dan terputus, yang mengisi adalah syaitan. Apalagi kalau membawa anak-anak. Anak mereka dibiarkan berlarian dengan suara gaduh atau berisik, bagaimana ibadah dapat khusuk dan tenang kalau terdengar suara selain suara imam?